Saturday 26 June 2010

Keinginan dan Kebutuhan

"
aku hanya tahu yang kuinginkan
berdoa pun selalu minta apa yang kuinginkan
hanya Alloh yang tahu yang kubutuhkan
karena itu Dia selalu memberi yang kubutuhkan bukan yang kuinginkan
aku sering lupa bersyukur karena merasa keinginanku tidak dikabulkan 

padahal Alloh sudah memberi yang kubutuhkan
 "
paragraf diatas bukan dari seminar ESQ, quote dari buku atau ngutip status temen di FB, murni hasil ngelamun di malam hari karena belum bisa tidur,..hehehe,...

Friday 25 June 2010

Panasnya Pontianak

  Kalau dihitung secara total, sudah 8 bulan aku ada di kota ini, kota yang panas karena memang secara geografis terletak di posisi 0 derajat garis khatulistiwa. Bayanganku saat akan menginjakkan kaki di kota ini sungguh berbeda dengan apa yang kulihat setelah sampai, hmm...sudah separah ini rupanya penggundulan hutan di negeri ini.

  Hutan lebat yang hijau, ciri khas hutan hujan tropis sama sekali tidak kutemukan di kota ini, justru ramai kendaraan dengan pemukiman padat persis kota-kota besar di jawa, hey..kemana hilangnya hutan lebat yang sering kudengar dan kubaca dulu.

  Pontianak, adalah ibukota dari Provinsi Kalimantan Barat, yang kalau dilihat di peta Indonesia merupakan provinsi terluas di kalimantan, dan yang seperti kudengar, kubaca, dan kubayangkan seharusnya masih banyak kawasan hutan di pulau ini, faktanya menghilang semua. ah sudahlah, apa gunanya membahas hal ini, mending jalan-jalan melihat keindahan kota ini.
Museum Tugu Khatulistiwa, tampak dari luar

Tugu Khatulistiwa yang sebenarnya, dalam museum
Istana Kesultanan Al Kadrie

Tuesday 22 June 2010

EHM, para serigala dan kekuatan militer

  Dengan segala kekayaan alam yang dimiliki, mengapa negara ini harus berhutang, bahkan hutang yang mencapai Rp. 1600 Triliun per 1 april 2010(src : detikfinance), untuk apa hutang sebanyak itu, untuk pembangunan kah? untuk kesejahteraan rakyatkah?kenyataannya hanya beberapa kota yang terbangun dari ribuan kota yang ada di Indonesia, dan hanya segelintir rakyat saja yang sejahtera. Untuk apa juga aku memikirkan hal seperti ini, toh aku berpikir pun tak akan mengubah keaadaan, atau setidaknya itu yang kupercaya. Rasa ingin tahu, setidaknya ada sesuatu yang bisa kupenuhi, ada hal yang bisa kupuaskan, rasa ingin tahu lah jawabannya.

  Mulai dari intensitas melihat acara berita, talkshow dari media televisi, sampai membaca beberapa buku yang bisa melegakan sedikit dahaga rasa ingin tahu. Pandanganku tertuju kepada buku bersampul dominan warna hijau di salah satu toko buku di kota khatulistiwa, judulnya John Perkins Confessions of an Economic Hit Man dengan label edisi Indonesia. Ada dua hal yang menarik, pertama label Indonesia, berarti ini buku domain multinasional yang sudah diterjemahkan ke berbagai versi bahasa, dan yang kedua Economic Hit Man, apa itu Economic Hit Man (EHM)?seperti biasa untuk menemukan sedikit petunjuk dan menambah rasa ingin tahu kubaca bagian belakang buku yang biasanya menampilkan resensi dari buku tersebut. Intinya Economic Hit Man atau (EHM) adalah penipu kelas kakap dengan senjata ilmu ekonomi, matematika dan statistik. 

  Sasarannya adalah negara-negara miskin yang memiliki kekayaan alam melimpah tapi minus SDM dan kemampuan mengolah kekayaan alamnya sendiri, dan Indonesia masuk didalam sasarannya. Para EHM ini bekerja pada konsultan korporat-korporat besar di negeri paman sam. Dengan dalih pertumbuhan ekonomi yang signifikan, mereka menggunakan ilmu ekonomi dan statistika untuk meyakinkan pemimpin-pemimpin negara itu melakukan pinjaman dalam jumlah sangat besar ke World Bank, IMF dan sejenisnya.  Para EHM meyakinkan bahwa hasil pembangunan dari pinjaman itu akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat sekaligus untuk melunasi pinjaman-pinjaman mereka, pada kenyataannya pertumbuhan ekonomi yang diprediksikan itu hanya ilusi belaka dan yang pasti pinjaman itu dirancang sedemikian rupa sehingga negara yang bersangkutan tak akan pernah sanggup membayar kembali pinjamannya, hutang-hutang inilah yang akan dipakai negara yang mempekerjakan para EHM ini untuk menekan, mempengaruhi kebijakan sampai ke pengerukan sumber daya alam oleh korporat korporat milik negara itu. Oh iya, pinjaman-pinjaman itu juga pada akhirnya dialirkan ke korporat-korporat konstruksi milik negara para EHM itu juga, ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, kesamber petir pula, itulah nasib negara-negara penghutang.
Jadi, kenapa Indonesia bisa berhutang sebanyak itu?karena negara kita yang tercinta ini sudah masuk perangkap......

Bersambung.....