Saturday 25 September 2010

zaman opini

Entah karena kesadaranku yang bertambah, karena era reformasi yang membuat negeri ini berubah, atau karena munculnya dua stasiun televisi baru yang memfokuskan produk komersialnya pada program berita, membuat segala macam opini masuk ke kepala, mau atau tidak mau.
Di era televisi menjadi hiburan utama dan internet menjadi media sosial favorit, seolah membuat segala macam tulisan termasuk berita dengan segala opininya masuk ke alam sadar dan secara langsung mengubah cara memandang suatu persoalan, bergantung ke opini mana yang lebih kuat.

Ambil contoh pemberitaan tentang wakil rakyat negeri ini,......
Bad Profiling, mulai dari pembangunan gedung baru dengan biaya trilyunan, pelesir ke berbagai negara dengan label studi banding dengan tujuan yang jauh dari "manfaat", kasus korupsi, arogansi sampai ke berita perselingkuhan anggota dewan, semua pemberitaan bertubi-tubi yang menggiring kepada opini bahwa sebagian anggota DPR mempunyai profil yang buruk sekali, padahal,kalau dilihat dari sudut lain dari sisi opini yang berbeda, para anggota DPR itu adalah perwakilan rakyat, cermin dari rakyat itu sendiri, karena rakyat lah yang memilih mereka, bukankah kalau wakil itu buruk, berarti yang memilih wakil itu lebih buruk??kasarkah kalau disimpulkan bahwa profil sebagian besar anggota DPR yang buruk dan korup
itu cerminan bahwa sebagian besar rakyat negeri ini juga buruk dan korup??

Mereka memiliki pertanggung jawaban yang lebih besar, tapi kita, saya, juga ikut bertanggung jawab, memilih
atau tidak memilih waktu Pemilu, selama memiliki KTP dan mengaku sebagai warga negeri ini, pastinya ikut betanggung jawab

Apa yang coba kuungkapkan adalah, saat kita berteriak mengkritik, protes bahkan ikut mencaci melihat pemberitaan yang buruk dari wakil rakyat ini, sesungguhnya kita juga berteriak dan mencaci diri kita sendiri. aku ingin merasa seperti itu, supaya saat berteriak mengkritik prilaku buruk anggota DPR, berarti aku juga sedang mengkritik diri sendiri, ada perubahan, ada kesesuaian antara ucapan dan perbuatan, bukan hanya omong besar, berani mengkritik tetapi tidak berbuat apapun,..